Filsafat Pendidikan Islam

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

Dasar-dasar pendidikan Islam dan Tujuannya

Menurut M. Athiyah al Abrosyi, tujuan pendidikan Islam yaitu :

1. Untuk membentuk akhlaq yang mulia.

2. Mempersiapkan diri untuk kehidupan dunia dan akhirat.

3. Menumbuhkan scientific spirit pada bidang pelajaran dan memenuhi keinginan untuk mengetahui dan mengkaji ilmu tersebut.

4. Menyiapkan pelajar dari segi profesional dan teknis.

5. Persiapan untuk mengaplikasikan pemeliharaan dan pemanfaatannya seperti untuk mencari rezeki.

Bertolak dari semua itu, dari pendidikan diharapkan akan melahirkan perubahan yang diinginkan sebagai hasil yang ingin dicapai, meliputi bidang :

1. Tujuan individual yang mengarah pada pembentukan pribadi dan aktivitas mereka.

2. Tujuan sosial, berkaitan dengan tingkah blaku dan kehidupan masyarakat seluruhnya dalam menumbuhkan dan memperkaya pengalaman dan kemajuan yang diinginkan.

3. Tujuan profesional berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu, seni, profesi dan suatu aktifitas di antara aktifitas-aktifitas masyarakat.

KURIKULUM

Kurikulum dalam Pendidikan Islam

Content of curriculum

Sebagai upaya untuk mempengaruhi siswa dalam tingkah lakunya, aktivitasnya, sikap dan pemikirannya, untuk mencapai tujuan pendidikan yang mencakup segi ideal, ideologis, ekonomis, politis dan tasyri’i.

b. Program bagi unit periodisasi sekolah untuk mencapai tujuan akhirnya.

a. Program bagi jenjang sekolah dalam suatu lingkungan tertentu.

Pengertian kurikulum sebagai :

Tujuan dan langkah2nya:

· Tujuan (instruksional) jangka panjang/pendek

· Metoda

· Mata pelajaran

· Garis besar pokok bahasan

· Program pengajaran

a. Separate-subject curriculum

· Setiap materi pelajaran mempunyai eksisitensi sendiri yang terpisah dari materi dan pengetahuan lainnya.

· Bersandar pada pandangan psikologis Eropa abad pertengahan, dan lahir dari para filosof Yunani, dengan teori yang terkenal yakni teori habitus (teori daya).

Bentuk-bentuk kurikulum modern :

b. Correlated curriculum

· Setiap materi mata pelajaran merupakan mata rantai yang saling berkaitan. Materi sebelumnya dijadikan sebagai landasan materi pelajaran yang baru.

· Bersandar pada pandangan psikologis pada akhir abad pertengahan di Eropa. Teori yang digunakan adalah teori assosiasi sebagai pengganti teori daya.

d. Activity curriculum

· Merupakan upaya realisasi pengembangan berbagai pengetahuan dan pengalaman siswa yang terkoordinasi dalam serangkaian aktivitas, seperti berbagai wisata, proyek kerja, diskusi, kuliah dan lainnya yang diangkat dari kehidupan siswa di sekolah atau dari masyarakat.

c. Integrated curriculum

· Seluruh materi pelajaran dan pengetahuan yang akan diberikan pada siswa bertalian dengan poros/pusat perhatian tertentu berupa suatu subjek yang dicenderungi para siswa yang kelak menjadi sentral bagi seluruh mata pelajaran lainnya.

Kriteria kurikulum pendidikan Islami

· Mengacu pada dasar pemikiran islami

· Bertolak pada the way of life and humanity

· Diarahkan pada tujuan pendidikan yang berlandaskan pada kaidah-kaidah islami

· A. Sistem dan perkembangan kurikulum harus selaras dengan fitrah insani manusia untuk menjaga

kesuciannya dari penyimpangan.

· B. Kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan akhir pendidikan Islam yakni keta’atan, keikhlasan dan

menjadi ‘abid Allah swt.

· C. Pentahapan dan pengkhususan kurikulum harus memperhatikan periodisasi perkembangan peserta

didik maupun unisitasnya.

· D. Dalam berbagai pelaksanaan, aktivitas, contoh dan nashnya, kurikulum harus memenuhi dan

memelihara segala kebutuhan nyata kehidupan masyarakat dengan tetap bertopang pada jiwa dan

cita ideal islaminya.

· E. Struktur dan organisasi kurikulum harus selaras dan terarah kepada pola hidup islami. Ia harus bersatu

padu, berkesinambungan secara berurut dan terpaut serta terkoordinasi dan terintegrasi.

· F. Kurikulum harus realistik, dapat dilaksanakan sesuai dengan situasi dan kondisi serta batas

kemungkinan yang ada di negara nya.

· G. Metoda pendidikan /pengajaran harus sesuai dengan kondisi dan situasisetempat, dan disesuaikan

pula dengan karakteristik perbedaan individu menyangkut bakat, minat maupun kemampuan para

siswanya dalam menagkap/mememahami pelajaran.

· H. Kurikulum harus efektif yakni berdampak nilai edukatif dan berbuah positif bagi tingkah laku maupun

jiwa generasi mudanya.

· I. Kurikulum disesuaikan dengan fase tingkat perkembangan siswa dalam pola hidup maupun budaya dan

bahasanya.

· J. Kurikulum harus memperhatikan aspek-aspek tingkah laku amaliah Islami baik ajaran, syi’ar, maupun

budaya islamiahnya.

Syarat-syarat pemenuhan kriteria pendidikan Islam

Pandangan Islam tentang alam semesta dan manusia

Dalam pandangan Islam, alam semesta dan manusia memiliki peranan penting sebagai ciptaan Tuhan. Mereka bukan hanya pelengkap, perhiasan, bahkan bukanlah penciptaan yang sia-sa.

a. Pandangan tentang alam

Berdasarkan dalil-dalil dalam Al Qur’an, alam semesta pada dasarnya diciptakan untuk kemaslahatan manusia dan untuk dipelajari agar manusia dapat menjalankan fungsi dan kedudukannya sebagai manusia di muka bumi ini.

Lihat Qur’an Surat Mulk ayat 15, Q.s Al Baqarah: 29, dan Q.s Lukman: 20. Ketiga ayat tersebut dengan sumber surat yang berbeda nyata-nyata Allah swt. mengatakan bahwa alam semesta dan isinya diciptakan bagi kemaslahatan kehidupan manusia. Allah memberikan kemudahan bagi manusia untuk mendapatkan rezeki yang ada di muka bumi ini. Karena itu manusia bisa hidup dan tinggal di bumi ini dengan memanfaatkan apa-apa yang ada di alam semesta untuk dirinya.

Alam semesta dengan segala hukum/aturan di dalamnya, ia merupakan guru bagi keteraturan hidup manusia. Alam semesta bisa “berbicara”, memberikan contoh keteraturan dan keseimbangan hidup yang bisa dipelajari bagi siapapun yang menggunakan akalnya. Maka, manusia mendapatkan ilmu dari alam. Karena itulah ditinjau dari filsafat pendidikan Islam, alam semesta dikatakan memiliki nilai edukatif bagi kemaslahatan manusia.

b. Pandangan tentang manusia

Allah swt.memberikan tempat tertinggi bagi manusia di alam semesta dengan memberikan kedudukan sentral di alam ini. Kedudukan manusia di alam semesta, menurut Zuhairini, diantaranya:

1. Sebagai pemanfaat dan penjaga kelestarian alam. (Lihat Q.s Al-Baqarah: 60)

2. Sebagai peneliti alam dan dirinya untuk mencari Tuhan. (Lihat Q.s Al Baqarah: 164)

3. Sebagai khalifah di muka bumi. (Lihat Q.s Al An’am: 165)

4. Sebagai makhluk paling tinggi dan paling mulia. (Lihat Q.s At-Tin: 4)

5. Sebagai hamba Allah. (Lihat Q.s Adz-dzariyat: 56)

6. Sebagai makhluk yang bertanggung jawab. (Lihat Q.s An-Nur: 24-25)

7. Sebagai makhluk yang dapat dididik dan mendidik. (Lihat Q.s Al- ‘Alaq: 1-5)

Peranan Filsafat Pendidikan Islam

Sebagai cabang ilmu pengetahuan, dan bagian dari filsafat Islam, filsafat pendidikan Islam berperan utama dalam memberikan kontribusi bagi filsafat Islam itu sendiri dan ilmu pendidikan Islam. Filsafat pendidikan Islam berperan dalam mengembangkan filsafat Islam dan memperkaya filsafat Islam dengan konsep-konsep dan pandangan-pandangan filosofis dalam bidang kependidikan. Di sisi lain, ilmu pendidikan pun dilengkapi dengan teori-teori kependidikan yang bersifat filosofis islami darinya. Dalam prakteknya, filsafat pendidikan Islam banyak berperan dalam memberikan alternatif-alternatif pemecahan berbagai macam masalah yang dihadapi pendidikan Islam dan memberikan pengarahan terhadap perkembangan pendidikan Islam.

Dengan demikian, filsafat pendidikan Islam memiliki peranan dengan dua arah terhadap ilmu pendidikan Islam, yakni: pertama ke arah pengembangan konsep-konsep filosofis dari pendidikan Islam, yang kemudian akan menghasilkan teori-teori baru dalam ilmu pendidikan Islam, dan kedua ke arah perbaikan dan pembaharuan praktek dan pelaksanaan pendidikan Islam. Lihat skema berikut :

Filsafat (induk pengetahuan)

Filsafat Islam

Filsafat pendidikan Islam pengembang konsep filosofis Islam dalam bidang kependidikan

dari konsep menjadi teori-teori ilmu pendidikan Islam

pembaharu perbaikan praktek pendidikan Islam

Ilmu Pendidikan Islam

Komentar